Wednesday, March 21, 2012

Mr. Presiden SBY


Mr. Presiden, menjadi kepala keluarga saja banyak hal yang harus dipertanggung jawabkan, dihadapi, dan dipertaruhkan. Tentu alur seperti itu sudah Mr. Presiden persiapkan matang-matang sebelum Mr. Presiden terpilih, apalagi ini sudah periode kedua dalam menjabat RI I. Harusnya tak ada keluh dan kesah terdengar ke masyarakat, tak ada lagi sikap yang terlihat lemah dan berlebih-lebihan untuk menarik simpati rakyat.
Mr. Presiden, hanya ada beberapa tahun lagi kesempatan untuk mengabdi pada negara, tinggal ratusan hari lagi kesempatan untuk tunjukan bahwa Mr. Presiden terpilih adalah sebuah ke akuratan pemilih, bukan karena sudah tidak ada lagi yang bisa dipilih. Ayo sudahilah bermain sinetron, menjalankan tugas bukan untuk kepura-puraan. Tidakkah anda menikmati lezatnya mengabdi...
Mr. Presiden, kenapa seorang bapak selalu bersemangat dalam berusaha membahagiakan keluarganya, tanpa lelah & tanpa putus asa. Sebuah kelemahan jika dia harus berkeluh kesah kepada anak-anaknya, sehingga yang dia tunjukan tidak jauh dari kegembiraan dan rasa nyaman yang dia nyalakan di tengah keluarganya. Kenapa bisa seperti itu Mr. Presiden... karena cinta. Dia percaya ketika sudah berusaha sekuatnya untuk orang-orang yang dia cintai, dia akan menuai kebahagiaan. Artinya jika anda Mr. Presiden telah memublikasikan sebuah kehawatiran akan penggoyahan kabinet anda ke seluruh rakyat anda, betapa berlebihannya anda. Penunjukan kelemahan anda Mr. Presiden menimbulkan sebuah statmen bagi saya, bahwa anda tidak benar-benar mencintai rakyat anda.
Mr. Presiden, kenapa sebegitu takutnya anda digoyahkan... apakah karena takut kehilangan jabatan atau apa... tidak usah takutlah jika anda tidak berbuat banyak kekeliruan. Ke khawatiran timbul dari ketidak percayaan diri, dan kepercayaan diri tidak ada ketika ada yang salah dengan diri kita.
Mr. Presiden, apa bedanya anda dengan seorang pemulung tua yang menarik gerobaknya di tengah malam... bedanya adalah, dia punya cinta, dan anda tidak.
Mr. Presiden, saya sangat bangga dengan anda, tapi tak usahlah ada acara tebar isu penggoyahan atau mungkin jadi sasaran pembunuhan dll sehingga saya harus memindahkan channel TV saya agar tidak mendengar anda berbicara.
Ancaman-ancaman, teror, rumor, isu tak sedap bahkan sampai kematian, itu hal yang wajar, jangankan jadi presiden, jadi nelayan saja setiap hari harus berteman maut...
Mr. Presiden, jika kita siap manisnya saja dalam menjalankan amanah, yang ada diabetes hasilnya.

1 comment:

what about you...