LAPORAN HASIL PELATIHAN (LHP)
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
BIDANG PENDIDIKAN
Diselenggarakan Oleh Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olah Raga (Diklusepora)
Kota Bogor
Jum’at-Minggu, 14-16 Mei 2010
Disusun oleh:
Achmad Rika Pushida
Tutor PKBM Tunas Mekar, Bogor Timur
PKBM TUNAS MEKAR
KELURAHAN SINDANGSARI KECAMATAN BOGOR TIMUR
KOTA BOGOR 2010
Sekilas Pelatihan Pengarusutamaan Gender (PUG) bidang Pendidikan
Pelatihan PUG ini merupakan sebuah tindak lanjut pemerintah pada komitmen Indonesia pada penghapusan kesenjangan dan bentuk-bentuk diskriminasi lain dalam pendidikan. Melalui PUG diharapkan para pendidik mampu menghapus segala budaya pembedaan hak pada anak didik yang sudah mengakar dan dianggap wajar oleh masyarakat. Doktrin-doktrin yang secara tidak langsung mempengaruhi pola pikir anak seperti bahan-bahan penunjang pendidikan anak harus bebas dari pembiasan gender. Tidak hanya itu, pelatihan PUG bidang pendidikan ini melatih pendidik untuk mengangkat isu-isu gender lalu merumuskannya pada sebuah strategi agar isu yang diangkat mampu dihapus dilingkungan peserta didik. Sehingga pendidikan nasional pada akhirnya memiliki sebuah system yang responsive gender.
Waktu Pelatihan
Pelatihan dilaksanakan dari tanggal 14-16 Mei 2010.
Tempat Pelatihan
Pelatihan PUG bidang pendidikan dilaksanakan di Hotel Dwima & Convention.
Peserta
Peserta pelatihan merupakan semua SDM yang bergerak di dunia pendidikan, diantaranya Seluruh kepala sekolah SD, perwakilan guru SD-SD dan tutor PKBM se kota Bogor. Peserta yang hadir berjumlah 50 orang.
IMPLEMENTASI JADWAL
PELATIHAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG)
DI HOTEL DWIMA & CONVENTION
Jl. Raya Puncak Cipayung Girang Kabupaten Bogor
Tangggal 14-16 Mei 2010
Implementasi Rundown Acara: | |||
Waktu | Kegiatan | Pembicara | Moderator |
Hari I : Jum’at, 14 Mei 2010 | |||
14.00-17.00 | Chek in | Panitia | |
17.00-19.30 | ISTIHOMA | ||
19.30-20.30 | Pembukaan | Bpk. Usup | |
1. Laporan Ketua Panitia Pelaksana PUG | Bpk. Didin Saepudin MM. | ||
2. Sambutan & Peresmian acara | Bpk. Soni Nasution (Diklusepora) | ||
3. Penutup Pembukaan (Do'a) | Ust. Munir | ||
Hari II : Sabtu, 15 Mei 2010 | |||
08.00-09.00 | Pengarusutamaan Gender (PUG) | Drs. Didin Saepudin MM. | Panitia |
bidang Pendidikan | |||
09.00-09.15 | Istirahat | ||
09.15-12.30 | Strategi implementasi Pengarusutamaan | Sardin, M. Si. (Dosen UPI & FORJA bidang | Panitia |
Gender (PUG) bidang Pendidikan | Pendidikan Kemendiknas 2010) | ||
12.30-14.00 | ISTIHOMA | ||
14.00-15.30 | Kebijakan Dinas Pemuda dan Olahraga | Kepala bidang Diklusepora Kota Bogor | Panitia |
kota Bogor Terhadap Pengarusutamaan | |||
Gender bidang Pendidikan di kota Bogor | |||
15.30-16.00 | Istirahat | ||
16.00-17.00 | Alur Kerja Analisis Gender untuk Stakeholder | Pusat studi wanita (PSW) IPB | Panitia |
17.00-19.30 | ISTIHOMA | ||
19.30-21.00 | Lanjutan | Pusat studi wanita (PSW) IPB | Panitia |
Hari III : Minggu, 16 Mei 2010 | |||
08.00-11.00 | Penyusunan Panduan KTSP Responsive | Pusat studi wanita (PSW) IPB | Panitia |
Gender di sekolah | |||
11.00-12.00 | Penutup | Kabid diklusepora | panitia |
Summary
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) BIDANG PENDIDIKAN
Nara Sumber :
1. Sardin M. Si. (Dosen UPI & FORJA bidang Pendidikan Kemendiknas)
2. Pusat Studi Wanita (PSW) IPB
3. Drs. Didin Saepudin, MM.
4. Kadin Pendidikan Pemuda & Olahraga Kota Bogor
Dikutip oleh : Achmad Rika Pushida (Perwakilan PKBM Tunas Mekar Kec. Bogor Timur)
PUG bidang pendidikan memiliki tujuan untuk mengimbangi perkembangan dunia. Hasil survey Bank Dunia 5 tahun terakhir diantaranya menerangkan:
1. Negara-negara miskin di dunia menjadi semakin miskin dikarenakan kebijakan pemerintahnya (jumlah anggaran, sector pembangunan, strategi dan lainnya) belum sepenuhnya pro gender.
2. Negara-negara maju di dunia menjadi semakin maju dikarenakan kebijakan pemerintahnya (anggaran sector pembangunan, strategi dan lainnya) memiliki sensitivitas dan sangat pro gender.
3. Perempuan dan laki-laki adalah makhluk yang memiliki potensi sama. Kerjasama mereka dapat mempercepat kemajuan pembangunan disegala bidang.
4. Pendidikan dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam mempromosikan keadilan dan kesetaraan.
Hasil survey tersebut di tegaskan kembali oleh adanya komitmen internasional mengenai penyetaraan gender. Dimana komitmen internasional menyatakan yang salah satunya bahwa pendidikan milik semua atau lebih sering disebut juga dengan Education For All (EFA) dan Millenium Development Goals (MDGs) yang menempatkan pendidikan sebagai hak azasi manusia. Inti dari kesepakatan atau komitmen internasional tersebut adalah menjelang tahun 2015 ,semua anak, khususnya anak perempuan, anak-anak dengan kebutuhan khusus, dan mereka yang termasuk kedalam etnik minoritas mempunyai akses pada pendidikan yang tidak ada sekat atau batasan yang dapat membedakan mereka dengan yang lainnya.
Tiga pilar pembangunan berperspektif gender menurut UNESCO
1. Akses dan pemerataan pendidikan, Agar semua anak perempuan dan laki-laki dimanapun dapat mengakses pelayanan pendidikan tanpa melihat latar belakang.
2. Kwalitas pendidikan, Kwalitas pelayanan yang baik, proses pendidikan harus memperhatikan kebutuhan khusus dan aspirasi anak, sehingga pendidik harus paham mengenai konsep gender yang sebenarnya tidak hanya sebatas menurut jenis kelamin.
3. Manajemen pendidikan, Laki-laki dan perempuan dapat berpartisipasi secara seimbang dan memiliki hak yang sama dalam proses pengambilan keputusan.
Sementara itu, komitmen nasional pun pada pendidikan yang responsive gender dapat dilihat dari keputusan yang diambil oleh pemerintah. Komitmen nasional secara garis besar memutuskan bahwa dimulai tahun 2000, dunia pendidikan di Indonesia harus responsife gender. Fakta tersebut dapat dilihat dari keluarnya instruksi presiden No.09 tentang pengarus Utamaan gender (PUG) tahun 2000. Instruksi ini memerintahkan kepada seluruh kementrian/ lemabga serta pemerintah provinsi dan kabupaten/ kota untuk melaksanakan PUG kedalam perencanaan, pelaksanaan, serta pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program yang berperspektif gender diseluruh aspek pembangunan.
Strategi PUG Bidang Pendidikan
Pernyataan menteri pendidkan yang dikutip oleh Dr. Sardin M. Si. dalam pelatihan menerangkan bahwa “Kalau kita membuat saluran irigasi, kita tembok dan bersihkan dari sampah, maka arusnya tidak akan selalu searah, arus air akan memiliki sebuah arus yang memantul kembali melawan arus seperti arus balik”. Itulah kenapa akhirnya kita harus dan perlu untuk mengalirkannya kembali sehingga arus balik bisa digiring kembali sampai ke tujuan. Sebenarnya ada beberapa alas an yang sangat substansial mengapa PUG ini begitu penting, selain alasan-alasan yang sudah disampaikan di atas,
1. Hal ini dikarenakan adanya kesenjangan dalam akses untuk mendapatkan layanan dan program pendidikan.
2. Semakin tinggi pendidikan, angka partisipasi perempuan akan semakin tinggi pula. Sehingga timbulah keseimbangan sebuah Negara, karena terkadang kemampuan laki-laki memiliki keterbatasan dan hanya bisa dilengkapi oleh kemampuan perempuan.
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN HASIL PELATIHAN (LHP)
PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) bidang Pendidikan
Kota Bogor
Tahun 2010
Bogor, 16 Juni 2010
Tutor
PKBM Tunas Mekar Bogor Timur
Achmad Rika Pushida
(Peserta Pelatihan)
Mengetahui,
Panitia
( ____________________ )
No comments:
Post a Comment
what about you...